“Dunia ini benar-benar membosankan”, begitulah kata seorang pemuda yang bernama Vali. Dia merasa sudah bosan dengan dunia yang ditinggalinya sekarang. Vali adalah pria yang sukses menurut penglihatan orang-orang, karena dia berakal cerdas dan juga mahir dalam olahraga serta kerajinan tangan. Hal itu jelas membuat banyak orang ingin mengenal sosok yang sukses seperti dirinya namun tetap saja dia tidak memiliki teman, karena menurutnya, “Untuk apa mempercayai orang yang disebut teman? Suatu saat mereka bisa mengkhianati kita.” Begitu selalu yang tertanam di benak Vali.
“Untuk apa menghargai orang lain atau menganggap orang lain penting jika mereka sendiri tidak menghargai kita atau mengaggap diri kita penting” Itulah kepercayaan Vali tentang pertemanan
Selain itu ia juga tidak tertarik dengan hal yang bernama percintaan atau pacaran seperti remaja pada umumnya, karena menurutnya “Cinta hanyalah pengganggu dan penyakit mental yang membuat orang gila”.
*****
Karena sifat dan prinsipnya yang biasa dibilang antisosial itulah, dari yang awalnya banyak orang yang mau berteman dengannya, satu per satu menjauh. Vali akhirnya sendirian. tidak hanya di sekolah namun juga di lingkungan rumahnya, karena sifatnya yang tertutup dan tidak mau bergaul membuat tetangga-tetangganya pun tidak memperhatikannya. Di rumah dia tinggal sendiri lantaran ayahnya dipenjara dan ibunya bekerja di luar kota.
Keseharian Vali diisi dengan aktivitas yang remaja pada umumnya lakukan seperti beribadah, belajar,bermain musik, internetan, dan lain-lain. Dia melakukan banyak hal untuk menghapus kebosanannya, namun hasilnya nihil.
“Tidak adakah sesuatu yang menarik di dunia ini. Kehidupan biasa yang damai ini benar-benar memuakkan,” sering Vali melontarkan kata-kata seperti itu.
Walaupun sekarang dia memiliki sifat yang seperti itu, sifat Vali dulu berbeda dengan sifatnya yang sekarang. Saat SD dia berpikir bahwa kehidupan di sekolah adalah kehidupan yang menyenangkan dan juga dia merasa spesial karena disayangi oleh banyak orang.
Sifat itu berubah saat Vali beserta orang tuanya pergi ke suatu pertandingan sepak bola yang berlangsung di Gelora Bung Karno yang disaksikan oleh ribuan orang. Dia pikir orang se-Jakarta ikut menonton pertandingan ini. Melihat orang-orang yang sebanyak itu, Vali yang masih muda itu terkejut dan bertanya kepada orang tuanya.
“Ayah, berapa banyak orang yang menonton pertandingan sepakbola di lapangan ini,” tanya Vali.
“Ayah tidak tahu pastinya, namun kau bisa lihat tribun penonton penuh tidak ada yang kosong, jadi bisa dibilang kemungkinan sekitar 60.000 orang”
“Hah…?? 60.000 orang…?? Banyak sekali…??” jawab Vali dengan respon terkejut.
Sesampainya di rumah, Vali masih penasaran dengan jumlah manusia yang mendiami Jakarta. Dia pun mulai mencari buku tentang kependudukan Jakarta. Ekspresi yang ditunjukkannya sama seperti saat dia bertanya kepada orangtuanya. namun dengan kadar yang lebih.
“Apaaa…?? Penduduk Jakarta ada lebih dari 9 juta…?? Sungguh tidak dapat dipercaya…!!”
Setelah itu Vali bergegas mencari buku yang membahas tentang kependudukan Indonesia. Saat menemukan buku yang dicarinya, respon yang diperlihatkannya sama seperti sebelumnya, bahkan menjadi lebih kuat
“Haaah…?? Penduduk Indonesia ada lebih dari 230 juta orang…?? Banyak sekali…!! Jadi penonton yang sebanyak di lapangan itu hanya sebagian kecil dari penduduk Jakarta, yang jika dihitung hanya 1/150 dari seluruh penduduk kota ini dan juga hanya 1/3900 dari seluruh penduduk Indonesia…”
Menyadari hal itu, Vali merenung sampai akhirnya dia tersadarkan oleh sesuatu.
“Huh, sepertinya aku selama ini sudah salah. Aku menganggap diriku spesial namun ternyata tidak! Aku hanya satu dari milyaran manusia yang ada di dunia. Hal-hal yang aku lakukan pun juga dilakukan oleh banyak manusia lainnya, seperti belajar, berteman dengan orang lain, pergi jalan-jalan, dan lain-lain. Dunia ini benar-benar menyebalkan…!!” pikir Vali.
*****
Sejak saat itu, sifat Vali berubah dari periang menjadi pemurung. Vali kemudian selalu mencari kegiatan yang dinilainya menarik walau kadang terkesan aneh. Orang tuanya sudah berusaha untuk menghibur dan membuatnya menjadi sama seperti dulu lagi, namun tetap tidak bisa.
Suatu hari Vali merasa ada yang janggal di hari yang sedang dijalaninya. Dia merasa ada sesuatu yang aneh, berbeda dari biasanya. Saat itu Vali baru saja pulang dari sekolah dan hujan turun dengan deras.
“Apa sih yang aneh…??” tanya Vali pada dirinya sendiri, dengan nada menggerutu. Toh hanya hujan saja, dan hal itu biasa dialami oleh milyaran orang di dunia. Dia pun kemudian tidak menghiraukan lagi hujan tersebut, dan langsung meninggalkan sekolah untuk pulang ke rumahnya.
Karena berjalan di saat hujan, baju yang dikenakan Vali pun menjadi basah. Sesampainya di rumah, Vali mulai melepas bajunya untuk mandi setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan yang biasa dilakukannya, yaitu menggauli komputernya. Herannya. Vali tetap memikirkan firasatnya tentang keanehan yang akan terjadi hari ini.
Tiba-tiba bunyi petir menggelegar, membuat layar komputer yang dipakainya mati sampai akhirnya menyala lagi dengan menunjukkan suatu situs yang tidak pernah ia buka sebelumnya.
“Hmm, apa ini Bloody Mary” kata Vali dengan dahi berkerut, saat melihat judul dari artikel yang dilihatnya. Setelah itu dia baca artikel tersebut dari atas ke bawah. Di situs itu tertulis :
Sejarah Bloody Mary
Bloody Mary adalah legenda Amerika, yaitu seorang wanita bernama Mary Whirnington yang dikabarkan meninggal di depan cermin. Beberapa orang mengatakan kalau dia meninggal dibunuh dengan kejam oleh kekasihnya atau teman kencannya. Yang lain menganggapnya seorang penyihir. Arwah Mary, terperangkap di dalam cermin sehingga ia tidak bisa keluar. kecuali ada seseorang yang membuka jalannya. Dan karena terlalu lama terperangkap di dalam cermin, jiwanya menjadi marah, hampa dan bisa melakukan hal-hal yang di luar batas kemanusiaan.
Cara permainannya:
1. Pergilah ke kamar mandi.
2. Matikan lampu.
3. Nyalakan air.
4. Panggil nama Bloody Mary sebanyak 3 kali.
5. Setelah itu lihat ke arah cermin, apakah sosoknya berada di kaca yang ada di kamar mandi atau tidak.
6. Jika gagal sampai cari nomor 5, cobalah berputar 3 kali lihat apa yang terjadi.
Selamat mencoba.
*****
Awalnya Vali tidak percaya dengan artikel tersebut. Namun instingnya berkata, permainan ini menantang.
Vali mulai bersiap-siap untuk memainkan Bloody Mary. Dia mematikan lampu kamar mandi, menyalakan air dan memanggil nama Bloody Mary 3 kali namun tidak ada respons.
“Aneh, bukankah begini cara memainkan Bloody Mary? Apa mungkin aku melupakan sesuatu ya? Hmmm… Oh iya, langkah terakhir,” pikir Vali.
Kemudian Vali pun berputar 3 kali, setelah itu berdiam sejenak. Tapi dia tetap tidak merasakan apa-apa.
“Huh, ternyata permainan ini hanyalah sampah, bohong dan mengada-ada. Buktinya aku tetap selamat,” dengan angkuhnya Vali berkata seperti itu. Karena bosan tidak terjadi apa-apa dia menyalakan lampu kembali dan terkejut melihat darah sudah mengalir dari perut dan punggungnya.
“Apa…?? Sejak kapan aku berdarah seperti ini! Jangan bilang Bloody Mary melakukannya…!!”
Vali pun lalu merasa takut akan keberadaan Bloody Mary dan berusaha untuk keluar dari kamar mandi, namun pintunya terkunci. Padahal tadi dia tidak menguncinya sama sekali. Vali lalu melihat ke kaca. Ada sosok perempuan tua yang berambut coklat berlumuran darah dengan raut wajah yang mengerikan tersenyum kepadanya. Perempuan ini mengeluarkan tangannya dari cermin untuk menggapai badan Vali, namun gagal karena Vali berhasil mendobrak pintu kamar mandinya. Bloody Mary itu pun marah karena gagal menangkap Vali, lalu mulai mengejarnya. Vali yang ketakutan pergi ke kamarnya untuk menenangkan diri. Demi keamanan, dia mengunci pintu kamarnya. Berharap Bloody Mary tidak bisa masuk.
Secara tak sengaja, Vali menengok ke arah komputernya. Dilihatnya artikel tentang Bloody Mary berubah menjadi suatu video yang menampilkan pria yang melotot dengan latar merah. Vali lalu menyaksikan video berdurasi 2 menit itu dengan fokus. Setelah selesai menonton video tersebut. Vali mulai mencongkel bola matanya sendiri, karena video tersebut adalah salah satu video paling berbahaya yang ada di internet yang menghipnotis penontonnya untuk mencongkel matanya saat selesai menonton. Nasib Vali yang tidak memiliki mata makin memburuk, saat kemudian Bloody Mary berhasil masuk ke kamarnya.
Vali berusaha melawan Bloody Mary dengan melempar barang-barang yang ditemukannya di kamar. Namun hal itu tidak berpengaruh terhadap Bloody Mary. Vali mulai putus asa, sampai akhirnya dia pasrah untuk mati.
“Sepertinya ini sudah waktuku untuk pergi. Jika aku mendapat kesempatan hidup di dunia untuk kedua kalinya, aku ingin menjadi orang yang bisa hidup bahagia bersama orang lain, berbeda dengan hidupku yang sekarang.” Itulah kata-kata terakhir Vali sebelum dia mati dibunuh oleh Bloody Mary.
*****
Kematian Vali tidak diketahui oleh siapapun, sampai akhirnya warga mencium bau busuk yang bersumber dari rumah Vali. Para tetangga Vali juga merasa bingung karena sudah tidak melihat Vali berangkat ke sekolah selama beberapa hari. Pintu rumah Vali pun lalu didobrak oleh warga untuk melihat sumber dari bau busuk yang dicium mereka.
“Astaghfirullah, apa ini…??” ujar salah satu warga sambil menjerit kaget, saat dia melihat jasad seorang pemuda yang sudah membusuk. Jasad Vali. Merekapun langsung membawa mayat itu untuk dikuburkan sebagaimana mestinya.
*****
Begitulah kehidupan Vali, orang yang memilih hidup sendiri. Sampai mati pun tidak ada yang memperhatikannya. Sungguh naas memang. Kita akhirnya mengetahui bahwa “Manusia tidak ada yang sempurna, dan kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.”
Pondok Pinang, 5 April 2012
cieee cieee... bener tuh paragraf trakiiiiirr.. tapi agak horror •…•
BalasHapusHaha aq bikin itu dlm waktu 1,5 jam tuh ya tapi itu udah versi revisi bukan yang asli
Hapushaha rada tragis.. kasihan dia..
BalasHapusYa aq pas baru mau bikin rencanax pengen bikin yg bad end nah tiba2 pas di lab komputer dtg ide cerpen ini nyampe rumah idex aq gabungin sama urban legend mary& video sama quote chara novel dan jadilah seperti itu
Hapus